Rabu, 23 Juli 2008

carutmarut

Berangkat dari pemikiran karena saya harus balik ke kampung halaman, barangkali hanya beberapa hari. Saya selalu meng-iba dengan hati, ada pertanyaan yang selalu meminta saya jawab dengan segera, terkadang saya ingat dengan kedua orang tua, kakak dan keluarga saya yang selama ini hanya bersua melalui saluran jarak jauh. Sebagian dari kita mungkin tidak sadar adanya esensi dari sebuah perjalanan pulang, jangan seraya menganggap hanya sekedar memuntahkan rasa kangen. Tak bisa terbantahkan kebiasaan yang saya temukan di pinggiran jalan harus di design ulang supaya cocok dengan kota saya. Kalian laik berterima kasih kepada kota saya, kenapa ? jawabanya ada pada iklan-iklan bodoh yang meracuni anak muda dengan mengkonsumsi secara lahap, penggila motor diatas 15 jutaan, sungguh ideology yang bodoh.

Jam dinding di rumah saya belum berubah, tidak lapuk di makan zaman konon bukan jam dinding sembarangan karena di balik wajahnya yang “ buruk “ tertanam tulisan made in japan, gila !!!!!! kok harus japan kenapa tidak jerman, bukan kah japan telah melacurkan diri nya sendiri dengan menjual kepingan VCD beradegan penetrasi klausal dengan audio yang khas bernada ah,,ah,,ah dan ternyata ini diamini bahwa rumah saya tidak cinta produk Indonesia, semoga saja ini bukan tanda kalau keluarga saya ikut kehidupan orang-orang kaya yang bodoh di luar sana dengan status BARBAR.

Apalah arti bergelimang harta, kalau semua itu bisa kalian dapatkan dengan mudah di bak sampah yang busuk, kalian pungut saja air ludah orang tua dengan harapan harta yang ada akan jatuh ke tangan kalian, kalau dirasa masih belum cukup kalian sebaiknya berdo’a agar keduanya cepat mati, mudah bukan seperti kebiasaan instan ala amerika. Cukupi hidup hanya dengan mengantongi sertifikat “ lulus A atas prestasi menjajal jalan segi empat “ kalian rasa cukup untuk tetap membina hubungan baik dengan para pesohor yang sebenarnya kampungan dan eksis di percaturan dunia wanita harta-wanita harga yang setiap tahun merangkat naik skalanya. Oleh karena itu kalian saya sebut musuh, kalian membuat cina semakin membabi buta membeli lahan kosong. Di kepala yang bertuliskan orang kaya kalian sengaja membuka jurang perbedaan. Bahkan kalian menikam cinta dengan harta, berjoget ria sampai on board di diskotek dari hasil tukar guling.

Saat itu mata tertuju pada dua orang anak manusia, mesra sekali menandakan mereka hidup saling melengkapi, sang lelaki memegang tangan kanan sang wanita dengan sangat erat sedangkan tangan kiri sang wanita tersebut memegang kresek berwarna putih terang berisi peralatan dapur untuk memasak. Saya tidak boleh melanggar hak praduga tak besalah kedua orang tersebut dengan menyangka mereka telah mengikat janji sehidup semati, rasa penasaran megajak saya berjudi untuk menanyakan status mereka. Pada titik temunya saya mendapatkan bahwa kedua orang tadi telah menikah minggu kemaren, kaget bukan main !!!! runtuh pijakan yang saya anggap kuat. Pada diri mereka yang masih sangat ranum jauh lebih muda dari saya, lelakian nya hanya lulus SD serta biniannya hanya sampai SLTP, ironis karena orang tuanya mengijinkan mereka padahal undang-undang perkawinan di Indonesia secara terang menegaskan dan mengatur untuk lakian = 19 tahun binian = 16 tahun, kalian hitung sendiri umur mereka kalau perlu gunakan kalkulator made in japan.

Tertumpuk buku-buku motivasi, kedokteran dan politik di atas meja saya, bukan sombong tapi uang pulsa yang dulu menghabiskan anggaran rumah tangga untuk menghubungi dan short message service kekasih dapat di alokasikan dengan baik dan mengarahkannya agar dapat membeli buku-buku tersebut. Setiap hari berkutat pada buku-buku yang basi dan memuakkan ciptaan seorang pencitra kata-kata, seperti kerbau dungu karena saya hanya menghabiskan waktu dalam satu tempat, yaitu kamar sambil memegang kaku buku-buku. Bangsat !!!!!! teriak hati dalam perasaan, hal yang ternyata mudah di patenkan agar mendapatkan royalty seperti bayangan kapitalisme. Zaman di kubang dalam buku, dari pikiran mereka, mereka anggap bisa masuk dalam pikran saya, saya ya saya ??? bukan domba-domba bodoh yang tersesat sehingga dapat di bimbing dengan buku karangan budak dazzal. Terima kasih pada para motivator telah menganggap mereka telah berhasil meraih angka mustahil di dunia, kalau saya boleh bertanya bagaimana report kalian menuju akhirat apa merasa cukup dengan membaca buku motivasi, kedokteran dan politik dengan serta merta tanpa sedikit pun memegang bahkan melirik kitab suci AL QUR’AN.

Terima kasih kepada kehidupan yang menjadikan antah berantah sebagai kiblat pemikiran tanpa melakukan tindak perlawanan, hidup ada kalah dan menang bukan win-win solution seperti ucapan kalian setelah mengenakan berbagai atribut partai saya anak orang kaya, yang ada bapak senang kalian melayang di pentas mengawang-awang tanpa setitik pun ada gambaran masa depan. Terlintas untuk membawa kalian melihat serat-serat kehidupan lain, dan di tangan kanan kalian menggenggam hela nafas menggagas kehidupan. Tapi ini CARUT-MARUT kalian dengan bangga menggambarkan semua dengan memegang sajam-senjata tajam serta siap memenggal kawan yang dulu jadi lawan, perompak modern berkendara 15 jutaan, berkostum sengatan laba-laba dan wawasan, berlagak superstar bahwa semua harus mengakui kehadran kalain disetiap kesempatan, beralaskan uang curian dari orang tua dan mengganggap itu halal untuk kehidupan yang sementara. Nikmati saja kehidupan CARUT-MARUT sedangkan kalian jangan memikirkan saya, saya 13 jam dalam kamar dengan kegiatan yang membosankan, dalam ruangan serba hitam, perabotan hitam, baju-baju hitam, saya menjadi raja di kamar hitam. Mana mungkin saya berlagak seperti anda sedangkan sisa waktu saya digunakan untuk menjajal pikiran.

audio visual segi empat

Di suatu kesempatan ketika saya mempunyai waktu cukup banyak untuk beradaptasi dengan audio visual segi empat merasakan rayuan hingar bingar di ruang kamar. Tumpukan CD lima ribuan dan cd player melengkapi sajian atas dirinya. Demi kabel yang melingkar dan berwarna hitam, demi remote dan batre ukuran AAA saya menjelang melalui petang dan bertemu dengan pagi. Berkeberatan untuk menjauhkan dari pikiran, memakan doktrin iklan normative, anti marketing yang membicaakan jika dapat 1 orang melanjutkan ke 26 orang berikutnya. Audio visual segi empat saya jajal dengan uang sebesar Rp 899.000,00 berukuran 21 inchi sependapat dari orang terlalu besar untuk kamar 2,5 x 3 meter per segi, sungguh estetika yang terabaikan atas nafsu angkara murka.

Pixel-pixel mengagumkan, bagaimana bisa bunga sejatinya tumbuh di permukaan ladang dengan unsur hara yang bagus bisa terpindah hak segera tampil di balik flat kaca. Pertempuran 11 orang bertujuan menjebolkan jala lawan bisa secara langsung terlihat, sungguh keajaiban patut di sajikan di zaman sekarang.

Ornamen indah dilantunkan, bukan untuk diamati namun dicermati secara seksama, jika sakit berlanjut hubungi dokter, ini sajakah penggelan kalimat terucap terpaling muncul dan terdengar secara langsung menggerayang di telinga, aneh bukan kepalang bisa muncul 10 sampai 15 kali sepanjang rentetan waktu. Berkat itu pula akomodasi pasien di rumah sakit tak terbantahkan bertiket askes.

Fenomena cowboy ada juga pada audio visual segi empat, goyang ngebor, goyang ngecor, goyang gergaji, goyang patah-patah ini perwakilan dari industri pergoyangan. Pop, rock, dangdut, ini yang sangat dicintai Indonesia. Hitam putih itu dulu sekarang 16 juta warna, bukan menandakan keberhasilan dahulu berkah penemu audio visual segi empat walhasil sekarang hanya penikmat muncul karena kita punya duit dan uang. Dan akhirnya satu kata dasyat !!!!!